MAKALAH PENGANTAR BISNIS INFORMATIKA
MATERI ASPEK KEUANGAN
SUB POKOK KOMPONEN BIAYA
Disusun oleh :
Budy Prayoga
51413814
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN
TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS GUNADARMA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar belakang
Sebagai salah satu cara untuk mengendalikan perusahaan agar dapat mencapai
sasaran, dunia usaha telah mengenal sistem pengendalian anggaran. Tidak ada satu perusahaan pun
yang memiliki anggaran yang tidak terbatas, sehingga proses penyusunan anggaran
menjadi hal penting dalam sebuah proses perencanan. Anggaran adalah suatu
teknik yang dapat dipakai oleh manajemen di dalam menjalankan fungsinya di
dalam perencanaan proses produksi, pengendalian biaya dan pengendalian laba.
Setiap perusahaan pasti memiliki komponen biaya atau anggaran untuk
menjalankan bisnis mereka sehingga bisnis yang mereka jalani dapat berjalan
dengan lancar dan menghasilkan keuntungan yang besar. Dari keuntungan itu maka
perusahaan dapat melakukan berbagai hal atau terobosan untuk para konsumennya
dan untuk keuntungan perusahaan nya sendiri.
1.2 Perumusan Masalah
Didalam manajemen mengelola perusahaan pasti memerlukan rencana yang tidak
menyimpang dari sasaran atau tujuan dari perusahaan itu sendiri. Manajer
menentukan dan merencanakan kegiatan baik dari segi biaya maupun dari segi
pendapatan agar pucuk pimpinan mengetahui akan dibawa kemana perusanahaan ini
di tahun mendatang. Agar kita dapat mengetahui hubungan antara perencanaan dan
penganggaran, maka ada baiknya jikalau mengetahui dimanakah sebenarnya letak
kegiatan penganggaran di dalam kerangka proses perencanaan secara keseluruhan.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
a. Untuk mengetahui definisi biaya dan
anggaran
b. Untuk mengetahui komponen dasar biaya
atau anggaran
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Anggaran Biaya
Pengertian anggaran menurut Munandar (2000:1) yang dimaksud dengan Business Budget atau budget(anggaran) adalah suatu rencana yang disusun
secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan
dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu
yang akan datang.
Samryn (2001:226) berpendapat bahwa anggaran fleksibel merupakan suatu
bentuk anggaran yang dirancang untuk mengcover suatu rangeaktivitas dan yang
dapat digunakan untuk membuat anggaran beberapa level biaya dalam kisaran yang
dapat dibandingkan dengan biaya yang sesungguhnya terjadi.
Gambar 2.1 Contoh anggaran biaya
Terdapat beberapa
konsep anggaran antara lain :
2.1.1 Anggaran Produksi
Anggaran produksi menurut Halim dan Supomo (1990:153)
memuat tentang rencana unit yang diproduksi selama periode anggaran. Taksiran
produksi ditentukan berdasarkan rencana penjualan dan persediaan yang
diharapkan. Biaya produksi adalah sejumlah pengorbanan
ekonomis yang harus dikorbankan untuk memproduksi suatu barang. Menetapkan
biaya produksi berdasarkan pengertian tersebut memerlukan kecermatan karena ada
yang mudah diidentifikasikan, tetapi ada juga yang sulit diidentifikasikan dan
hitungannya. Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur komponen sebagai berikut:
1. Bahan baku atau bahan dasar
termasuk bahan setengah jadi
2. Bahan-bahan pembantu atau
penolong
3. upah tenaga kerja dari tenaga
kerja kuli hingga direktur.
4. penyusutan peralatan produksi
5. uang modal, sewa
6. biaya
penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan,
biaya listrik, biaya keamanan dan asuransi
7. biaya pemasaran seperti biaya
iklan
8. pajak
2.1.2 Anggaran Biaya Bahan Baku
Anggaran
biaya bahan baku menurut Munandar (2000:134) merupakan anggaran yang
merencanakan secara lebih terperinci tentang biaya bahan baku untuk produksi
selama periode yang akan datang, yang di dalamnya meliputi rencana tentang
jenis (kualitas) bahan baku yang diolah, jumlah (kuantitas) bahan baku yang
diolah, dan waktu (kapan) bahn baku tersebut diolah dalam proses produksi.
2.1.3 Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung
Anggaran
biaya tenaga kerja langsung merupakan anggaran yang merencanakan secara lebih
terperinci tentang upah yang akan dibayarkan kepada para tenaga kerja langsung
selama periode yang akan datang, yang di dalamnya meliputi rencana tentang
jumlah waktu yang diperlukan oleh para tenaga kerja langsung untuk menyelesaikan
unit yang akan diproduksi, tarif upah yang akan dibayarkan kepada para tenaga
kerja langsung dan waktu (kapan) para tenaga kerja langsung tersebut
menjalankan kegiatan proses produksi, yang masing-masing dikaitkan dengan jenis
barang jadi (produk) yang akan dihasilkan, serta tempat (departemen) di mana
para tenaga kerja langsung tersebut akan bekerja.
2.1.4 Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Anggaran biaya overhead pabrik merupakan anggaran yang
merencanakan secara lebih terperinci tentang beban biaya pabrik tidak langsung
selama periode yang akan datang, yang di dalamnya meliputi rencana jenis biaya
pabrik tidak langsung, jumlah biaya pabrik tidak langsung dan waktu (kapan)
biaya pabrik tidak langsung tersebut dibebankan, yang masing-masing dikaiykan
dengan tempat (departemen) dimana biaya pabrik tidak langsung tersebut terjadi.
2.2 Sistem Penganggaran
Di dalam menyusun anggaran perusahaan kita perlu memperhatikan aspek- aspek
pokok sebagai berikut :
2.2.1 Organisasi
anggaran.
Dalam organisasi anggaran ini, yang pertama-tama kita tanyakan adalah
siapakan yang bertanggung jawab atas tersusunya anggaran ini. Karena yang
bertanggung jawab atas tercapainya sasaran perusahaan adalah pucuk pimpinan,
maka jelas penanggung jawab atas penyusunan anggaran ini adalah pucuk pimpinan
itu sendiri. Untuk melaksanakan tanggung jawab ini, maka biasanya pucuk
pimpinan memebentuk suatu panitia anggaran, yang anggota-anggotanya terdiri
atas pimpinan-pimpinan bidang pemasaran, produksi, personalia, keuangan,
Litbang dan bendaharawan pada masing-masing bagian. Panitia anggaran ini
diketuai oleh pucuk pimpinan itu sendiri. Sebagai koordinator atau pelaksana
teknis anggaran ditunjuk seorang kepala anggaran.
2.2.2 Proses penyusunan anggaran.
Pada dasarnya proses penyusunan anggaran dibagi menjadi 3 tahap, sebagai
berikut :
A. Tahap Perencanaan Jangka Panjang
Tahap ini dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut :
a. Peninjauan
umum tentang perkembangan jenis usaha baik secara nasional maupun internasional.
b. Analisis atas
investasi perusahaan di masa lampau, posisi perusahaan dalam persaingan dan
kemungkinan-kemungkinan perkembangannya.
c. Penetapan sasaran dan kebijakan oleh Direktur Utama.
d. Penyusunan
Ikhtisar rencana operasi dan investasi dalam rangka mencapai sasaran.
e. Peninjauan atas rencana operasi dan investasi.
B. Tahap Penyusunan Anggaran Tahunan.
Tahap ini dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut :
a. Penyususunan rencana operasi untuk tahun yang akan datang, meliputi bidang
penjualan, riset, biaya lain-lain oleh masing-masing bidang, dan disampaikan
kepada bagian keuangan atau kepala anggaran.
b. Penyusunan rencan keuangan untuk tahun yang akan datang, meliputi anggaran
kas, anggaran investasi, dan rencana pembelanjaan jangka pendek dan jangka
panjang. Penyusunan rencana ini dilakukan oleh bidang-bidang yang bersangkutan
dan disampaikan kepada bagian keuangan atau kepala anggaran.
c. Penterjemahan rencana ke dalam anggaran operasi dan keuangan oleh bagian
keuangan dan kepala anggaran.
d. Penyusunan anggaran operasi dan keuangan dalam format yang sama dengan
format laporan kepada manajemen, oleh bagian keuangan atau kepala anggaran.
e. Peninjauan atas anggaran operasi dan keuangan, ditinjau dari akibat-akibat
keuangannya, oleh Dirut bersama bagian keuangan dan kepala anggaran.
f. Perubahan atas rencana untuk mencapai hasil yang optimal, dilakukan oleh
bagian keuangan dan kepala anggaran.
g. Perubahan anggaran sesuai dengan perubahan rencana, dilakukan oleh bagian
keuangan dan kepala anggaran.
h. Pengesahan anggaran oleh Direktur Utama.
C. Tahap Pengendalian Pelaksanaan Anggaran Tahunan.
Tahap ini dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut :
a. Penyususunan laporan berkala menunjukan perbandingan antara anggaran dan
realisasinya,
b. Penilaian dan penjelasan atas penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
c. Melakukan tindakan koreksi atau revisi anggaran jika memang diperlukan.
Secara garis besar, proses penyusunan anggaran terbagi menjadi dua, yakni
dari atas ke bawah (top-down) dan dari bawah ke atas (bottom-up).
A. Dari atas ke bawah (Top-down)
Merupakan proses penyusunan anggaran tanpa
penentuan tujuan sebelumnya dan tidak
berlandaskan teori yang jelas. Proses penyusunan anggaran dari atas
ke bawah ini secara garis besar berupa pemberian sejumlah uang dari
pihak atasan kepada parakaryawannya agar menggunakan uang yang diberikan
tersebut untuk menjalankan sebuah program. Terdapat 5 metode penyusunan
anggaran dari atas ke bawah:
A.1 Metode kemampuan
(The affordable method) adalah metode dimana perusahaan menggunakan
sejumlah uang yang ada untuk kegiatan operasional dan produksi tanpa
mepertimbangkan efek pengeluaran tersebut.
A.2 Metode pembagian
semena-mena (Arbitrary allocation method) merupakan
proses pendistribusian anggaran yang tidak lebih baik
dari metode sebelumnya. Metode ini tidak berdasar pada teori,
tidak memiliki tujuan yang jelas, dan tidak
membuat konseppendistribusian anggaran dengan baik.
A.3 Metode
persentase penjualan (Percentage of sales) menggambarkan
efek yang terjadi
antara kegiatan iklan dan promosi yang dilakukan
dengan persentase peningkatan penjualan di lapangan. Metode
ini mendasarkan pada dua hal, yaitu persentase penjualan dan sejumlah
pengembalian yang diterima dari aktivitas periklanan dan promosi yang
dilakukan.
A.4 Melihat pesaing
(Competitive parity) karena sebenarnya tidak ada perusahaan yang tidak mau tahu
akan keadaan pesaingnya. Tiap perusahaan akan berusaha untuk
melakukan promosi yang lebih baik dari para pesaingnya dengan tujuan
untuk menguasai pangsa pasar.
A.5 Pengembalian investasi (Return
of investment) merupakan pengembalian keuntungan yang diharapkan oleh
perusahaan terkait dengan sejumlah uang yang telah dikeluarkan untuk
iklan dan aktivitas promosi lainnya. Sesuai dengan arti katanya,
investasi berarti penanaman modal dengan harapan akan
adanya pengembalian modal suatu hari.
B. Dari bawah ke atas (Bottom-up)
Merupakan proses penyusunan anggaran berdasarkan tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya dan anggaran ditentukan belakangan setelah tujuan selesai
disusun. Proses penyusunan anggaran dari bawah ke atas
merupakan komunikasi strategis antara tujuan dengan
anggaran. Terdapat 3 metode dasar proses penyusunan anggaran dari bawah ke
atas, yakni:
B.1 Metode tujuan dan
tugas (Objective and task method) dengan menegaskan pada penentuan
tujuan dan anggaran yang disusun secara beriringan. Terdapat 3 langkah
yang ditempuh dalam langkah ini, yakni penentuan tujuan, penentuan strategi
dan tugas yang harus dikerjakan, dan perkiraan anggaran yang
dibutuhkan untuk mencapai tugas dan strategi tersebut.
B.2 Metode
pengembalian berkala (Payout planning) menggunakan prinsip investasi dimana
pengembalian modal diterima setelah waktu tertentu. Selama tahun pertama,
perusahaan akan mengalami rugi dikarenakan biaya promosi dan iklan
masih melebihi keuntungan yang diterima
dari hasil penjualan. Pada tahun kedua, perusahaan akan
mencapai titik impas (break even point) antara
biaya promosi dengan keuntungan yang diterima. Setelah memasuki
tahun ketiga, barulah perusahaan akan menerima keuntungan
penjualan. Strategi ini hasilnya dirasakan dalam
jangka panjang.
B.3 Metode
perhitungan kuantitatif (Quantitative models) menggunakan
sistem perhitungan statistik dengan mengolah data yang
dimasukkan dalam komputer dengan teknik analisis regresi berganda
(multiple regression analysis). Metode ini jarang digunakan
karena kompleks dalam pemakaiannya.
2.2 Macam-macam anggaran.
Karena kita mengenal rencana jangka panjang dan rencana jangka pendek, maka
kitapun mengenal juga anggaran jangka panjang dan anggaran jangka pendek.
2.2.1 Anggaran jangka panjang.
Anggaran ini meliputi :
a. Asumsi-asumsi
dasar yang dipakai di dalam menyusun rencana jangka panjang.
b. Proyeksi penjualan.
c. Proyeksi
biaya.
d. Proyeksi laba / rugi
e. Rencana investasi.
f. Proyeksi arus kas.
g. Proyeksi personalia yang dibutuhkan.
h. Proyeksi atas proyek-proyek khusus.
2.2.2 Anggaran Tahunan.
Anggaran ini terdiri atas :
a. Anggaran operasi yang meliputi :
1. Anggaran Rugi/Laba
2. Komponen-komponen anggaran rugi/laba :
- Anggaran penjualan.
- Anggaran biaya administrasi.
- Anggaran distribusi.
- Anggaran promosi.
b. Anggaran Keuangan yang meliputi :
1. Proyeksi Neraca
2. Komponen-komponen anggaran neraca :
- Anggaran kas, sumber dan penggunaan dana.
- Anggaran piutang.
- Anggaran investasi.
- Anggaran penyusutan.
2.2.3 Anggaran Biaya
Variabel (Variable Budget).
Anggaran ini terdiri atas :
a. Memberikan rumus penetapan biaya-biaya distribusi dan administrasi.
b. Memberikan data untuk pengendalian biaya.
2.2.4 Perhitungan Statistik Yang Diperlukan.
a. Analisa titik
keseimbangan menurut Departemen dan seluruh kegiatan operasi.
b. Perkembangan historis dalam angka.
2.2.5 Laporan anggaran Untuk Manajemen (Budget Report).
a. Perbandingan antara anggaran dengan realisasi.
b. Analisis penyimpangan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Komentar
Pada konsep ini seperti yang
kita ketahui dalam sebuah perusahaan sebuah biaya atau anggaran sangatlah
penting dan salah satu pilar untuk membangun sebuah Perusahaan. Biaya atau
anggaran selalu masuk dalam segala aspek, antara lain : aspek mendirikan
perusahaan, aspek SDM dan organisasi, aspek pemasaran, dan yang terpenting
adalah aspek keuangan.
Dan dengan makin tajam nya
persaingan perusahaan, maka dengan sangat jelas disini setiap perusahaan harus
semakin berinovasi dalam hal keuangan. Kita harus memikirkan dengan matang
biaya yang akan kita keluarkan sebagai modal apakah akan sebanding dengan biaya
yang akan kita dapatkan. Kita harus bisa meminimalisirkan biaya modal dan
memaximalkan biaya pendapatan.
DAFTAR PUSTAKA